Seorang duda telah menikah lagi dengan seorang wanita muda yang cantik. Sebelumnya duda itu hanya ditemani oleh seorang pembantu, si munah yang bahenol.
Seminggu setelah perkawinannya dan selagi masih dalam suasana malam pengantin, malam itu secara tiba-tiba si Munah masuk ke dalam kamar tanpa lebih dulu mengetuk pintu. Sudah tentu ranjang yang sedang bergoyang, mendadak jadi berhenti. Sepasang insan tanpa sehelai benang jadi bengong mengawasi si Munah yang datang kian mendekati, sementara sebelah tangannya tampak menjinjing sehelai celana dalam wanita.
Sambil tersenyum-senyum, si Munah kemudian berkata :
“Nyonya salah memakai celana dalam saya....”
HARUS CELENTANG ?
Dokter Jaka yang terkenal ramah dan murah senyumnya, di ruang praktenya pada suatu hari tengah memeriksa seorang calon ibu muda yang baru pertama kali akan melahirkan.
“Dokter, posisi apa yang terbaik untuk melahirkan?”, tanya wanita muda itu yang tampak malu-malu.
Dengan menyertai senyum ramah, dokter Jaka memberikan jawaban :
“Saya kira, yang terbaik adalah posisi yang sama seperti waktu Nyonya memulai semua ini.”
Dengan muka berseri-seri, wanita muda itu lalu berkata :
“Oh, maksud dokter saya harus celentang di jok belakang mobil. Dengan sepasang kaki terjulur keluar jendela selama satu jam?”
KAPAN KAWIN ?
“Hubungan sudah cukup lama, Mas. Kapan kita kawin ?”, tanya si Mumun kepada lelaki yang dianggapnya telah menjadi pacarnya.
“Kawin gampang.”, jawab pacarnya. “Tapi kita harus cari tempat yang aman, jangan sampai diintip orang”
ADIK KECIL
Selagi sempat berada berdua dengan mbayu-nya, secara tiba-tiba si Toto mengajukan suatu pertanyaan :
“Mbak, apakah benar diperlukan seorang lelaki agar lahir seorang adik kecil ?
Mendengar pertanyaan adiknya, si Tuti jadi tersentak seperti digigit semut. Sepasang matanya tampak membelalak seperti melihat kehadiran kuntilanak. Untung ia dapat menyadari sedang berhadapan dengan si Toto yang nakal tetapi cerdas, sehingga secara berhati-hati ia memberikan jawaban :
“Memang benar, sayang.”
“Lalu, apa tugas lelaki itu ?”, tanya si Toto meneruskan pertanyaannya.
“Tugas ? Hemm. Untuk membayar rumah sakit.” Jawab Tuti yang cepat-cepat ngeloyor ke belakang, pura-pura mau kencing.
HEMMM...
Si Wati yang merencanakan pernikahan dengan pacarnya, pada suatu petang mengajukan usul:
“Mas,untuk upacara pernikahan kita, sebaiknya kita melakukan penghematan....”
“Bagus!” jawab pacarnya girang, karena biasanya si Wati hidupnya terlalu boros. Sering menghamburkan uang tanpa perhitungan.
“Sebaiknya untuk bekal kita kelak, setelah menjadi suami istri...” pacarnya memuji.
“Kita tak perlu mengadakan pesta pernikahan, tak perlu mengundang banyak teman-teman. Kita cukup menikah di depan penghulu....”
“Hemmm...” pacarnya terdiam berpikir, dan si Wati menyambung lagi.”Sehabis menikah di depan penghulu, kita berbulan madu. Keliling dunia....”.
MELAHIRKAN
Berbicara soal wanita yang telah menikah kemudian hamil dan melahirkan anak, maka si Kadir bertanya kepada si Kliwon :
“Apakah benar, seorang wanita di usia tua lebih sukar dibanding dengan usia muda...?”
Si Kliwon yang belum mempunyai anak walau sudah cukup lama menikah, tampak berpikir sejenak. Sesaat kemudian baru ia memberikan jawaban :
“Itu tergantung dengan wanitanya...”katanya.
“Maksudmu...?” tanya si Kadir, ingin memperolah penjelasan.
“Seorang wanita yang usia muda akan sulit melahirkan jika ia tidak hamil”, jawab si Kliwon.
TEKA-TEKI JENAKA
SI DINA yang gemar bermain teka-teki, pada suatu kesempatan bertemu dengan doinya telah mengajukan pertanyaan seperti berikut:
“Mas ,tahukah kau duri apa yang enak...?”
“duri enak...?”balik tanya doinya selagi berpikir. Lalu tambahnya:
“apakah duri cinta yang kau maksud...?”
“ kalau duri cinta nyelekit,kadang bisa bikin mati kelaparan karena merana...” bantah si DINA secara jenaka.Dina membantah .
“ aku menyerah ...!” doinya tampak pusing kepalanya.
Dina tertawa, setelah itu baru memberikan jawaban:
“Durian....”
“akh, kamu...!”
MEMEPES ONCOM
Ibu Siti yang bertetangga dengan Ibu Tini, pada suatu hari tampak sedang berbincang-bincang dengan seorang tamu. Seperti biasanya, mereka pasti membicarakan urusan rumah tangga orang lain.
“Saya dengar suaminya ibu Sari adalah seorang profesor yang serba bisa...” demikian antara lain yang dikatakan oleh ibu Siti.
“Pasti ada pekerjaan yang tak bisa dilakukannya...!” bantah tamunya.
“Misalnya apa...?” tanya ibu Siti, ingin mengetahui.
“Yah, katakan saja soal memepes oncom. Pasti ia tak bisa...!”.
MASUK ANGIN
Si Kliwon yang terkenal takut bini, siang itu tengah istirahat dan berkumpul dengan teman-teman sekantor. Di antara bincang-bincang yang mereka lakukan, terdengar si Donny berkata:
“Bekas teman sekelasku, Si jimmy yang anak seorang pengusaha besar. Pada waktu kecil terlalu dimanja. Setelahmemasuki usia remaja, sering hura-hura. Setelah ayahnya wafat dan kekayaannya kian bertambah, badannya jadi bertambah gemuk pendek kemudian ia pun mati mendadak. Tahukah kalian, apa sebabnya...?”
“Masuk angin...!” jawab si Kliwon, sebelum yang lain sempat bicara apa-apa.
PALING TAKUT
Ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya di rumah, si Tuti pernah mendapat pertanyaan dari si Joni yang terkenal paling pandai melakukan rayuan gombal.
“Binatang apakah yang paling kau takut...?”demikian tanya si Joni.
Tanpa berpikir panjang, si Tuti memberikan jawaban singkat:
“Lintah....!”
“Apa sebabnya...?” Joni bertabya lagi.
“Suka menghisap darah. Rasanya sperti...”
“Seperti bayi menghisap susu? Begitu maksudmu...?”sengaja Joni memutus, dan menyertai senyum nakal.
“Seperti kamu menghisap permen, monyat....!” si Tuti memaki.
LUPA
Seorang ayah karena tugas pekerjaannya, terpaksa harus seringkali meninggalkan rumah dan keluarganya. Bahkan adakalanya sampai terlalu lama ia tidak mempunyai kesempatan untuk pulang, walau setiap bulan ia tak pernah lupa mengirimkan uang untuk nafkah keluarganya.
Ketika pada suatu hari ia mempunyai kesempatan untuk pulang, ia melihat anaknya yang bungsu sedang bermain di depan rumah. Melihat ada laki-laki yang tidak dikenalnya datang mendekati, anaknya mendahulukan berteriak kepada ibunya yang berada di dalam rumah.
“Bu, ada tamu...!”
Ibunya yang belum sempat keluar, balas berteriak :
“Tamunya naik mobil Mercy atau Volvo..?”
Naik bajaj...!”,jaawab anakya.
“Kalau begitu, katakan ibu sedang tidak ada di rumah...”
Sang ayah kemudian berkata secara membisik, dan anak itu kemudian berteriak lagi :
“Bu, tamu ini mengatakan ia adalah ayahku...!”
MEMANG TEPAT
Seorang sutradara menerima kedatangan seorang wanita muda, yang katanya mau main film.Setelah meneliti wajah perempuan yang berdiri di depannya, maka sutradara itu berkata:
“Saya tertarik dengan wajah anda, karena cocok dengan film yang sedang saya garap....”
“Apa yang membuat Anda tertarik dengan wajah saya...?” tanya wanita muda itu.
“Kejam, sadis dan penuuh rasa iri hati serta jelek. Sangat cocok untuk menjadi seorang ibu tiri yang kejam...!”.
RAHASIANYA
Seorang pengusaha usia pertengahan yang telah berhasil memupuk harta kekayaan, merasa cemas kalau-kalau ia meninggal dunia selagi merasa belum puas menikmati keindahan dunia.
Pada suatu hari ia bertemu debgan seorang laki-laki tua, yang usia sudah mendekati se abad. Karena mengetahui rahasia panjang umur, maka ia mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
“Apa sih rahasianya, supaya dapat hidup mencapai umur panjang...?”
“Oh, tidak ada rahasianya...” jawab kakek itu menyertai senyum. Kemudian ia menambahkan : “Juga tidak ada macam-macam larangan, kecuali satu. Yakni, jangan dekati wanita...”
Pengusaha yang hartawan itu tertegun sejenak, setelah itu menari nafas panjang dan berkata :
“Kalau harus begitu, apa guna berumur panjang...?”
JUSTRU!
“Kau masih saja terus berkencan dengan si susy, apakah istrimu tidak mengetahui...?” tanya si Cahyo kepada seorang temannya, yang diketahui hidung belang.
“Justru karena istriku sudah mengetahui, aku jadi mempunyai kesempatan berkencan terus dengan si susy. Soalnya, aku tak berani pulang...” jawab temanny itu.
DIKALUNGI CLURIT
Selagi seorang perempuan muda berjalan sendirian di suatu daerah rawan, maka tiba-tiba ia dihadang oleh seorang begal yang mengancam:
“Jangan berteriak, atau lehermu akan aku kalungi dengan clurit...!”
Dengan tubuh gemetar ketakutan, perempuan muda itu memberikan jawaban:
“Jangan, Pak. Leher saya jangan dikalungi dengan clurit. Kalau dengan kalung emas murni, saya mau...!”
PEMBALASAN
Si Karel yang terkenal pemarah, pada suatu hari melakukan perjalanan bersama istrinya dari Bandung ke Jakarta, mengendarai mobil pribadi. Karena merasa terlalu cepat, istrinya segera memperingatkan:
“Pap, jangan cepat-cepat. Nanti....”
“Diam, kau! Aku yang mengemudikan mobil ini...!” bentak Karel yang sedang memusatkan perhatiannya kepada mobil yang dikemudikannya.
Malam harinya di meja makan, Karel merasakan santapannya terlalu asin. Lalu ia berkata kepada istrinya:
“Mam, masakan ini asin sekali....”
Karena ingin membalas dendam, iatrinya memberikam jawaban:
“Diam, kau! Aku yang memasak....”
HANYUT
Waktu si Tini ke ruangan tamu, ia melihat kehadiran pacar kakaknya yang sedang duduk menunggu sendirian.
“Eh Kak Tonny. Apakah sudah lama...?” si Tini menyapa, dan menyertai senyum.
“Baru saja...” jawab Tonny, dan si Tini berkata lagi:
“Tadi saya melihat kak Surti membeli batu, tetapi hanyut terbawa air....”
“Heh, di mana? Apakah tidak ada yang menolong kak Surti?” tanya Tonny kaget.
“Kak Surti sih tidak hanyut. Hanya batunya yang hanyut, lalu lenyap bersama air...” kata si Tini.
“Itu sih bukan hanyut. Pasti tenggelam dan hilang didalam air...” Tonny meralat
“Tidak! Saya melihatnya sendiri, semula ngambang di permukaan air...” si Tini membantah.
Tiba-tiba Surti ikut memasuki ruangan. Sambil tersenyum ia menyelak bicara:
“Yang di maksud oleh Tini, aku merendam es batu dalam termos. Memang ngambang, Kemudian lenyap batunya itu....”
TAK ADA OBATNYA
Si Komar yang putus dengan pacarnya dengan si Mila akibat bermain teka-teki humor yang dianggap porno oleh neneknya si Mila, hari itu tampak duduk melamun di depan rumahnya. Seprang temannya yang sempat melihat keadaan si Komar, merasa cemas lalu mengajukan pertanyaan:
“Komar, apa sebabnya kau duduk melamun...? Apakah kau sedang menghadapi kesukaran...?”
“Aku sedang sakit...” jawab Komar, lesu.
“Apakah kau sudaj pergi ke dokter, untuk diperiksa...?” temannya bertanya lagi.
“Percuma...”jawab siKomar.
“Lho, mengapa percuma...?”
“Tidak ada dokteryang bisa ngobatin...” tampak semakin loyo keadaan si Komar, selagi memberikan jawaban.
“Memangnya kau sakit apa...?” tanya temannya yang menjadi penasaran.
“Sakit rindu....”
“Ya, ampun....”
SI KADIR
Si Kadir yang gemar mengganggu teman-temannya dengan permainan teka-teki jenaka, pada suatu hari mengajukan pertanyaan kepada si Kohir :
“Kohir, kalau seorang penyanyi tunggal disebut apa?”
“Solo”, jawab Kohir seadanya.
“Kalau tiga orang”,Kadir meneruskan pertanyaannya.
“Trio”
“Pintar. Tapi kalau tiga belas?”,masih si Kadir meneruskan pertanyaannya.
“Itu keluarga nenekmu”,jawab Kohir kesal.
KE DEPAN SANA
Seorang pengusaha muda secara santai mengemudikan mobilnya sendiri, sampai di suatu saat ia tersesat di suatu tempat yang tidak diketahuinya entah apa namanya. Terpaksa ia menepi dan bertanya secara sopan kepada seorang yang ada di tempat itu :
“Ke arah mana jaln ini?”,demikian tanyanya.
Sejenak seseorang itu menatap dan menyertai senyum, lalu memberikan jawaban :
“Kalau menikung ke kiri, Anda akan tiba di tunggul kali. Kalau ke kanan, Anda akan tiba di pantai laut. Kalau terus saja, Anda akan menuju ke depan sana”.
BERITA BURUK
Di tempat praktek seorang dokter, pada suatu hari kedatangan seorang wanita muda yang mengatakan kepalanya sering pusing dan perutnya terasa mual.
Setelah melakukan pemeriksaansecara cermat, akhirnya dengan muka berseri-seri dokter itu berkata :
“Nyonya tidak sakit apa-apa, sebaliknya saya mempunyai berita baik dan harus mengucapkan selamat. Nyonya sedang hamil.”
“Teatapi, Dokter”,bantah wanita muda itu. “Saya belum menikah”
“Oh” dokter itu bersuara kaget. “Kalau begitu, yang saya maksud adalah berita buruk”.
KUDA LUMPING
Si Didi yang nakal jenaka,waktu istirahat di sekolah telah mengajukan pertanyaan kepada salah seorang teman akrabnya :
“Hey, Unyil. Tahukah kau kuda apa yang hanya berkaki dua ?”
“Mana ada kuda berkaki dua”, jawab si Unyil. “Paling-paling kau akan ngibul lagi”
“Pasti ada”, si Didi memastikan.
“Coba , kuda apa?”, tanya si Unyil menantang.
“Kuda lumping”,jawab si Didi, menyertai nyengir.
SEPATU BARU
Si Kabul yang terkenal paling kikir hidupnya, pada suatu hari kelihatan berjalan kaki sambil menjinjing sepasang sepatunya. Ketika si Somad melihatkejadian itu, segera ia mendekati dan bertanya :
“Hey, Kabul. Kau mau kemana ?”
“Aku mau pulang.” sahut Kabul dengan muka muram.
“Mengapa kau tidak memakai sepatumu?”, Somad bertanya lagi.
“Sepatuku tadi rusak”, jawab si Kabul.
“Tetapi, yang kau bawa itu kelihatan masih baru. Apakah bukan sepatumu?”, Somad bertanya lagi dengan hati heran.
“Ini memang sepatuku, tetapi baru saja kubeli. Dari pada sepatu ini akan rusak lagi, maka aku hanya menjinjingnya”.
“Oh”, Somad bersuara takjub. “Kalau begitu, memang sebaiknya kau jangan memakai sepatu itu. Jinjing saja setiap kau bepergian, pasti tak akan rusak.”
BISUL
Sehabis menyambangi pamannya yang dirawat di rumah sakit, si Wati memberikan laporan kepadaa ibunya :
“Ternyata paman mempunyai semacam benda, yang amat di sayanginya. Ia bahkan akan berteriak, kalau benda itu dipegang oleh orang lain”, demikian laporan si Wati.
“Benda apakah itu ?”, tanya ibunya ingin mengetahui.
“Bisulnya”
“Sialan”, ibunya memaki, tetapi menyertai senyum jenaka.
KELEBIHAN MUATAN
Sesaat menjelang keberangkatan pesawat, mendadak pilot menyatakan tidak bersedia tinggal landas. Alasannya di dalam pesawat kelebihan satu orang penumpang.
“Tetapi semua penumpang memperoleh tempat duduk, sesuai dengan ticket yang terjual...” bantah pramugari.
“Coba kau hitung lagi yang benar!” perintah pilot pesawat.
Pramugari itu terpaksa harus mematuhi perintah tadi. Ia bahkan sampai memeriksa ke kolong kursi dan ke dalam wc, ternyata jumlah penumpang tidak kelebjhan.
“Tuh , yang di dalam perut nyonya !” kata pilot sambil menunjuk ke arah perut seorang nyonya yang sudah hamil tua.
Dan mulai hari itu, berlaku peraturan bahwa seorang wanita hamil tua harus membayar satu-setengah kali harga.
KENAPA ?
Si Dadang yang baru pertama kali mengalami jatuh cinta, pada suatu petang duduk mojok dengan gadis pujaannya di sudut pekarangan rumah yang remang-remang.
Setelah hampir setengah jam duduk membisu dan membiarkan nyamuk-nyamuk yang ganti menyanyi, berulah si Dadang memberanikan diri untuk memegang sebelah tangan gadis pujaannya. Tetapi ia menjadi terkejut ketika gadisnya menepis, sambil membentak :
“Jangan pegang tanganku !”
“Kenapa ?” tanya Dadang gugup dan cemas.
“Pegang saja yang lainnya, dong !”
PUNYA ANAK ?
Ketika berkunjung ke rumah tetangga di sebelah rumah, nyonya Sumi bercerita mengenai rumah tangga orang lain.
“Saya lihat anaknya ibu Sinta rajin sekali. Setiap kali diperintah menumbuki ibunya, selalu dilakukannya.”, demiian katanya.
Tetangganya yang terkenal tak mau kalah dengan orang lain dalam segala hal, segera menandingi :
“Di rumah saya juga ada.”
“Eh, bukankah Anda belum mempunyai anak ?”, tanya ibu Sumi heran, karena yang di ketahuinya tetangganya itu belum mempunyai anak.
“Ada. Anak batu lumpang.”, demikian tetangganya itu memberikan jawaban.
CEREWET
Si Titi sudah tujuh tahun umurnya, tetapi belum mempunyai adik walau ia sangat mendambakan seorang adik. Ayahnya yang hanya memberikan kasih sayang dan perhatian, pada suatu hari mengajukan pertanyaan :
“Kalau kau dapat memilih, kau ingin adik lelaki atau perempuan ?”
Si Titi menatap muka ayahnya, seperti sedaang berpikir. Lalu jawabnya :
“Saya ingin adik perempuan, tetapi....”
“Tetapi kenapa ?”, tanya ayahnya, karena si Titi tampak ragu-ragu.
“Kalau bisa, cerewetnya jangan seperti ibu.”
SAUDARA IPAR
Si Kimung yang baru saja menikah dengan si Ani, ternyata sekarang sering kali bertengkar alias perang mulut. Di rumah ataupun di mana saja mereka mempunyai kesempatan. Tetapi hari itu sempat mereka santai dan sama-sama pergi ke kebun binatang. Untuk mendinginkan otak,begitu kata si Kimung. Dan ternyata disetujui oleh istrinya, untuk mengadakan gencatan senjata atau penundaan perang mulut.
Setelah cukup lama berkaliaran di antara hewan-hewan yang terkurung, kemudian terjadi lagi mereka bertengkar entah karena urusan apa.
Ketika melewati tempat sekelompok monyet di dalam sangkar, karena emosi si Kimung berkata :
“Coba kau lihat ! mereka adalah semua saudara-saudaramu”
Istrinya melirikke arah sangkar monyet. Karena tak mau kalah, segera ia memberikan jawaban :
“Ya, betul. Mereka adalah ipar-iparku.”
BERAPA SEKILONYA ?
“Usaha kaum ibu PKK sudah semakin meluas.”, kata si Kiki berkumpul dengan beberapa orang teman sekolahnya. “Di antaranya pagi tadi kulihat mereka menimbang bayi-bayi di pasar.”
“Di jual berapa sekilonya ?”, tanya si Kitty heran, membuat si Kiki jadi kebingungan.
GANTI BARU
Seorang majikan pada suatu hari menerima kedatangan sorang pedagangyang menawarkan barang-barang dagangannya :
“Adakah maksud bapak untuk mengganti semua peralatan kantor dengan yang baru ? Kami sanggup memenuhi selera bapak.”, demikian kata pedagang itu.
“Untuk sementara belum”, jawab majikan itu ramah. “Tetapi saya justru bermaksud mengganti semua pegawai wanita yang telah menikah, dengan gadis-gadis. Apakah Anda mempunyai persediaan ?”
MENGURAS KANTONG
Sekelompok remaja yang tengah berkumpul di tempat penjual mie bakso, terdengar tengah berbincang-bincang. Kata yang bernama si Erna :
“Lalat harus dibasmi, demi kesehatan kita bersama”.
“Nyamuk juga harus dibasmi, supaya tidak menguras darah kita.”, kata temannya yang bernama Sinta.
Seorang pemuda yang duduk di meja sebelahnya, tiba-tiba ikut nyeletuk :
“Wanita juga harus dibasmi, supay a tidak menguras isi kantong kita.”
TUNTUTAN TERAKHIR
Seorang karyawati merasa tidak senang terhadap majikannya, karena ia di PHK setelah dirinya hamil. Sang majikan yang merasa kewalahan, akhirnya berkata :
“Sebaiknya marilah kita saling mengerti. Segala tuntutan anda telah saya penuhi, bahkan tuntutan yang terakhir selagi kita sama-sama kerja lembur sampai pagi”.
MENGAJAR ANAK
Waktu nyonya Heru datang ke tempat dokterdengan mengajak anaknya yang baru sepuluh tahun umurnya, dokteritu tampak terkejut karena melihat anak itu luka-luka seperti bekas dianiaya.
“Apa sebabnya anak nyonya sampai menderita seperti ini ?”,tanya dokter sambil meneliti anak itu.
“Dia terlalu nakal. Ayahnya yang memukulnya.”, jawab nyonya Heru.
Dokter menarik nafas, seperti menyesali perbuatan suami nyonya Heru. Lalu katanya :
“Sebaiknya nyonya peringatkan, lain kali kalau mengajar anak jangan main pukul. Cukup dengan kata-kata saja.”
Dengan muka muram nyonya Heru memberikan jawaban :
“Tetapi, dokter. Suami saya bisu.”
JANGAN IKUT-IKUT
Tony merupakan seorang pemuda yang gemar hura-hura. Teman-temannya cukup banyak. Semuanya merupakan cowok dan cewek disco. Di rumahnya yang sebenarnya termasuk lingkungan yang kumuh, Tony gemar memasang tape-nya dengan suara yang cukup keras, membuat tetangganya tak kuasa menahan sabar dan menegur :
“Mas, kalau memasang tape jangan keras-keras. Supaya tetangga tidak ikut bising.”
Tony yang juga sedang sedang emosi, segera balas berteriak :
“Hey, tetangga tak usah ikut-ikut mendengarkan.”
PIRING PECAH
Si Toto dan Tuti sedang nonton acara TV di ruangan tamu, di temani oleh ayah dan kakeknya. Sementara ibu dan si bibi yang pembantu dirumah, tengah sibuk mengemasi dan mencuci perabot bekas makan malam di ruangan belakang. Mendadak terdengar suara piring pecah. Setelah itu hening tak terdengar suara apa-apa.
Ayah dan Tuti saling mengawasi, sementara si Toto saling mengawasi dengan kakeknya. Setelah itu mereka saling bertukar pandang, dan si Toto yang segera memecah keunyian.
“Itu tadi pasti ibu yang memecahkan piring” katanya.
“Bagaimana kau mengetahui?” tanya ayah heran, sementara kakek masih berdiam membisu dan Tuti hanya tersenyam-senyum.
“Sebab tidak terdengar ibu ngomel-ngomel” jawab si Toto, dan nyengir.
PULANG PAGI
Waktu bertemu lagidengan Susilo, mak si Kliwon berkata:
“Kemarin waktu aku pulang pagi karena ikut mancing denganmu, ternyata istriku tersenyum.”
“Tentu saja ia tersenyum.” Jawab Susilo.”Itu pasti karena setelah membuka pintu, ia melihat kamu pulang.”
“Bukan cuma itu .” bantah si Kliwon. “Istriku tersenyum, setelah memukul aku dengan palang pintu.!”
0 komentar:
Posting Komentar